Monday, July 27, 2009

Anda pasti pernah melihat sebuah foto di koran atau majalah, di mana foto tersebut digunakan untuk menceritakan suatu berita. Anda bisa melakukan seperti itu dengan kursus fotografi (photography course) maupun belajar otodidak. Foto seperti ini disebut sebagai photojournalism. Foto dari semua subyek fotografi (seperti still life, makro, street photography dll) bisa menjadi foto jurnalisme asalkan memiliki cerita/informasi di dalamnya.

Ada dua jenis photojournalism.

Jenis pertama adalah foto yang digunakan sebagai ilustrasi sebuah artikel. Banyak jurnalis terkenal yang bekerja sama dan membayar fotografer untuk membuat foto ilustrasi untuk artikelnya.

Jenis kedua adalah foto yang dibuat untuk menceritakan sebuah peristiwa. Foto seperti ini biasa ditampilkan dengan sedikit atau tanpa sepatah kata.

Salah satu skill yang wajib dimiliki seorang fotojurnalis adalah kemampuan untuk bereaksi cepat ketika ada momen atau scene menarik yang layak dijadikan berita. Iini bisa diperoleh dengan kursus privat fotografi maupun kursus foto online.

Jika Anda ingin serius belajar fotojurnalisme, berlatihlah dengan cara memotret lingkungan sekitar Anda. Potret tokoh atau pengusaha lokal dan momen sehari-hari. Mungkin sebagian besar dari gambar yang Anda hasilkan tidak layak dijadikan berita saat ini, tapi bisa jadi suatu saat bisa jadi gambar tersebut layak. Misalnya Anda memotret seorang pengusaha kecil di lingkungan Anda, mungkin saja suatu saat pengusaha tersebut akan sukses dan menjadi “orang.” Dan ketika itu, Anda memiliki gambar yang dapat menceritakan kondisi pengusaha tersebut ketika bisnisnya masih kecil. Seperti telah diutarakan di atas, Anda bisa belajar otodidak maupun ikut kursus fotografi (photography course) apakah itu kursus privat fotografi maupun kursus foto online. Semuanya terserah Anda.

Kemajuan fotografi digital saat ini membuat kerja fotojurnalis menjadi lebih mudah. Sekarang mereka dapat melihat dan mengirim gambar mereka kepada penerbit dalam hitungan detik. Namun, tetap, fotojurnalis memiliki tantangan tersendiri. Fotojurnalis terkadang harus memotret di daerah yang rawan dan berbahaya. Banyak fotojurnalis yang tewas di medan perang atau di daerah bencana di mana mereka mencari gambar.

Saat ini kita hidup di dunia di mana informasi datang dan pergi dengan begitu cepat, karena itu, jika Anda memiliki sebuah foto yang memiliki muatan berita dan sekiranya layak ditampilkan di media cetak, segera kirimkan sebelum beritanya basi!

id.88db.com

Untuk meningkatkan pengetahuan di bidang fotografi, khususnya teknik potret memotret, sebagaimana bidang keahlian lain, bidang fotografi pun bisa dipelajari secara otodidak atau belajar sendiri. Belajar sendiri umumnya dilakukan oleh mereka yang di tempat tinggalnya tidak ada lembaga yang mengadakan kursus fotografi/pelatihan, tidak mempunyai waktu belajar jika harus datang ke ruang kelas, atau biayanya mahal sehingga tidak mampu untuk mengikutinya.

Walaupun belajar fotografi secara otodidak dapat dilakukan, namun perlu diketahui kiat-kiat apa saja yang harus dilakukan. Sehingga pelajaran yang diikuti benar-benar dapat memberikan manfaat optimal, yakni dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan keterampilan memotret. Jadi belajar otodidak tidak kalah juga dengan yang mengikuti photography course.

Agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, beberapa kiat berikut bisa dijadikan acuan agar hasilnya maksimal dan bisa bersaing dengan mereka yang kursus privat fotografi, dsb. Pertama, rajin membaca buku dan artikel fotografi. Baca dan pahami buku-buku dan artikel fotografi dengan baik, sehingga apa yang diperintahkan dalam bahan bacaan dapat dicerna dan dipahami dengan jelas. Hal tersebut sangat penting dilakukan, karena buku maupun artikel fotografi seperti yang ada di Suara Pembaruan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan panduan bagi mereka yang ingin mendalami dan meningkatkan kemampuannya di bidang fotografi.

Agar bahan bacaan yang dipelajari benar-benar dirasakan manfaatnya dalam meningkatkan keahlian memotret, sebaiknya pilih topik bahasan yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan. Kalau keterampilan yang sangat diperlukan tentang penguasaan teknik pencahayaan, maka topik inilah sebaiknya yang dipelajari lebih dahulu. Jadi Anda tidak perlum merasa minder dengan mereka yang mengikuti kursus foto online, dsb.

Kedua, dipraktikkan. Kursus fotografi atau belajar sendiri tidak masalah, yang terpenting harus diaplikasikan. Agar apa yang telah dipelajari dapat diterapkan langsung dalam pemotretan, sebaiknya lakukan sesering mungkin praktik pemotretan, sehingga antara teori yang diperoleh dengan kegiatan praktik dapat sejalan.

Praktik pemotretan tersebut sangat penting dilakukan, karena fotografi adalah ilmu terapan yang manfaatnya baru dirasakan setelah dipraktikkan secara langsung. Jadi, semakin banyak praktik pemotretan, akan semakin baik dan meningkat keterampilan yang akan dikuasai. Begitu juga dengan yang mengikuti photography course, harus tetap diaplikasikan juga melalui praktek.

Ketiga, banyak bertanya. Selain melalui bahan bacaan, cara belajar yang cukup efektif dapat juga dilakukan dengan banyak bertanya kepada fotografer senior yang sudah berpengalaman. Anda bisa bertanya seperti halnya orang yang melakukan kursus privat fotografi, artinya Anda harus aktif bertanya dan bertanya. Hal tersebut sangat penting dilakukan, karena biasanya dalam memotret suatu subjek pemotretan, antara seorang fotografer dengan fotografer lain mempunyai cara tersendiri untuk mendapat hasil pemotretan terbaik. Nah, untuk menggali teknik yang tidak ada di dalam buku tersebut, sebaiknya jangan segan-segan untuk bertanya kepada si fotografer senior.

Keempat, evaluasi hasil pemotretan. Salah satu cara paling efektif untuk mengetahui kemajuan dalam meningkatkan keterampilan memotret adalah dengan melakukan evaluasi. Peningkatan kemampuan memotret akan dapat diketahui, jika foto yang dihasilkan lebih baik dibanding foto-foto sebelumnya.

Kalau semula setiap memotret hasilnya selalu terlihat gelap (under), karena pencahayaannya kurang, maka kalau setelah belajar teknik pencahayaan ternyata hasil pemotretannya memperlihatkan gambar yang terang merata sehingga enak dilihat, berarti sudah ada kemajuan. Jadi kemampuan Anda tidak kalah dengan mereka yang mengikuti kursus foto online atau kursus lainnya.

Kelima, ikut lomba foto. Dengan semakin meningkatnya keterampilan memotret, ada baiknya jika untuk mencoba sebagai peserta lomba foto yang sering diadakan. Mengikuti lomba foto selain dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengukur dan menguji kemampuan teknik potret-memotret, juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mempromosikan diri, bahwa Anda adalah seorang fotografer. Terlebih lagi jika Anda keluar sebagai salah satu pemenangnya.

Keenam, belajar terus. Walapun pengetahuan di bidang fotografi sudah semakin mendalam dan keterampilan memotret semakin baik, sebaiknya jangan cepat merasa puas dengan kemampuan yang ada, sehingga tidak mau belajar lagi.

indophoto.multiply.com

Remote Control untuk Canon EOS

PENDAHULUAN
Remote Control (atau beberapa menyebut dengan Shutter Release Cable) dalam dunia fotografi sangat berguna untuk mengambil gambar dengan kecepatan sangat rendah. Goncangan yang diakibatkan tekanan pada badan kamera saat tombol melepas (memencet) tombol shutter bisa mengakibatkan gambar menjadi blur. Biasanya remote control dipakai saat mengambil foto malam atau gambar macro dengan kamera diletakkan di atas tripod atau dudukan statis.

Walaupun katanya barang di Singapura murah-murah, terutama kamera, tapi ternyata Remote Control untuk kamera Canon EOS seperti RS-60E3 cukup mahal harganya. Bekasnya saja sekitar S$50 (Rp.250rb). Padahal ini bukan wireless tapi wired, pakai kabel.

Karena itu saya mencoba untuk membuat sendiri remote control ini dengan bahan-bahan seadanya dan semurah mungkin.

TEORI

Sebelum memulai, yakinkan bahwa kamera Canon EOS (atau model lain) yang kita punyai ada fasilitas lubang untuk koneksi remote control. Pada kamera Canon EOS 500, lubang remote terletak di sisi sebelah kanan dekat dengan�tombol shutter. Hati-hati jangan sampai kehilangan plastik penutupnya.

fotografer.net